My Recycle Bin

Blog ini berisi tentang segala unek-unek gw or cerita-cerita yang pengen gw keluarin, itulah sebabnya mengapa dinamakan recycle Bin.

Anda tahu Perumahan DPR RI yang terletak di kali bata?.
tepatnya jika dari arah pasar minggu ingin menuju cawang atau kampung melayu, banyak motor atau mobil pribadi yang melewati sana, selain jalannya lebih pendek ketimbang melalui lampu merah kali bata, jalan yang dilalui juga relatif tidak macet.

Jika malam tiba tepatnya setelah maghrib sekitar jam 7, cobalah perhatikan jika kita dari arah kalibata, setelah melewati pos/gerbang yang akan memasuki komplek DPR RI tepat di gerbang ke duanya, namun gerbang tersebut tidak pernah digunakan. Mungkin bagi sebagian orang itu yang lewat hanyalah sebuah hal biasa. namun, hal itulah yang setiap hari menjadi pikiran dan berbagai macam pertanyaan yang timbul dalam benak untuk diungkapkan kepada seorang ayah dan anaknya tersebut.

Tepat di depan gerbang itu, kita akan menjumpai dua orang manusia yang sama seperti kita, hanya saja mereka memiliki ketidak beruntungan dalam hal rezeki. jika sekilas saja, mungkin kita akan menanganggap bahwa mereka sama saja dengan orang lain di Jakarta ini yang tidak memiliki tempat tinggal. Namun entah mengapa ada keunikan dan keanehan tersendiri bagi saya ketika melewati mereka tanpa memberanikan diri untuk berhenti sekedar menyapa dan bertanya apakah mereka tidak punya tempat tinggal? lalu dari mana mereka mencari makan?, kalau hujan bagaimana?, apakah tidak punya saudara di Jakarta?, dan beribu pertanyaan lainnya.

Si ayah umurnya sekitar 50 tahun dan anaknya kira-kira berumur 10-12 tahun. Mereka berdua selalu menggunakan peci haji berwarna abu-abu, wajah keduanya jika diperhatikan secara seksama cukup bersih dan seperti bercahaya (entah orang lain melihat seperti yang saya lihat atau tidak. Jika dilihat dari bawaannya sepertinya mereka menjual sapu lidi di siang hari, karena saya selalu melihat beberapa sapu lidi dijejerkan di depan mereka seakan digunakan sebagai penghalang antara keduanya dengan pengendara yang lalu lalang.

Tapi hingga sekarang, masih juga belum ada keberanian untuk menyapa mereka dan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang selama ini saya pendam. Semoga Allah melunakkan hati saya untuk sekedar menyapa mereka.

Amin..

0 comments:

Post a Comment